Selasa, 17 Maret 2015

8 Langkah Membuat Concept Art Keren!

“Battle of Kuska”
How to Make a Concept Art by Mark Bulahao



Membuat Concept Art merupakan sebuah proses rumit untuk menciptakan sebuah artwork yang memiliki kekuatan cerita yang dramatis yang dibangun dari berbagai unsur seperti komposisi, detail, Point of Interest, drama, karakter yang kuat, gesture dan postur yang dinamis dan sebuah logika dalam kesatuan banyak unsur tadi. Bagaimanakah kita membuat sebuah komposisi yang menarik? Berikut step by step membuat Concept Art oleh Mark Bulahao, seorang Concept Artist dan Illustrator dari Filipina.

1. Ide
Ide bisa datang dari mana saja. Salah satu cara yang sering digunakan para artist adalah dengan membuat system thumbnail, kita bisa memecahkan beberapa ide dalam pikiran kita dan memutuskan satu konsep terbaik dari beberapa ide dalam thumbnail. Ide juga bisa datang dari referensi; kita bisa melihat sebuah hal yang menarik dalam sebuah referensi, baik dari artwork, film, maupun realita yang memberikan sebuah inspirasi untuk membuat sesuatu yang baru dari bagian inspirasi tersebut. Nha, sekeren apapun idenya, langkah selanjutnya yang paling penting adalah eksekusi.

2.Komposisi
Komposisi adalah hal yang krusial dalam sebuah artwork. Sekeren apapun finishingnya, tanpa komposisi yang bagus, sebuah artwork akan sia-sia. Salah satu membuat komposisi yang bagus dengan system pengelompokan value (obyek terdekat adalah yang paling gelap, dan makin jauh nakin terang). Gunakan teknik grayscale dan brush yang standar untuk mendapatkan area obyek yang tajam (sharp) sehingga siluetnya lebih jelas. Gunakan beberapa layer untuk memisahkan obyek-obyek yang penting, misalnya karakter atau foreground untuk memudahkan memanage painting.

a. Diagonal Lines

Garis – garis horizontal memberikan rasa tenang (sense of calm) sedangkan garis vertical mengekspresikan ketegasan. Garis diagonal memberikan sensasi gerakan (sense of movement) yang dibutuhkan dalam membuat sebuah komposisi yang dinamis sehingga garis diagonal sebaiknya lebih dominan.
Garis diagonal hijau adalah garis yang paling menarik, sedangkan garis yang merah yang berlawanan sudutnya kurang miring sehingga kurang dinamis namun garis merah ini menciptakan kontras dan asimetri yang menguatkan drama dalam komposisi.
Pertemuan garis merah dan hijau mirip sebuah pertemuan pedang yang simpang siur dengan satu garis lebih dominan. Sebuah cakrawala dengan sudut yang miring mungkin bisa ditambahkan agar lebih menarik, tapi contoh di sini menggunakan garis yang flat.
b. Composition Path (Garis Komposisi)

Garis diagonal juga lebih kuat daya tariknya dibanding vertical dan horizontal, jadi garis diagonal bisa digunakan untuk menarik mata mereka yang melihat artwork dan mengarahkannya pada point of interest yang kita inginkan. Gambar di bawah menunjukkan posisi dimana daya tarik komposisi berada. Beberapa detail, warna dan lighting akan diletakkan di area hijau
c. Variasi dan kesatuan
Keseragaman menciptakan kesatuan. Variasi menciptakan kontras dan interest. Sangat bagus sekali untuk bisa menyeimbangkan kedua hal ini. Contoh dalam gambar ini, penyerang memiliki desain yang sama tapi variasi pada persenjataan dan tamengnya sangat menyolok. Terlihat juga variasi pada gerakan mereka walaupun mereka memiliki kesamaan tujuan yaitu membunuh, menghindar, mati atau sekarat. Salah satu penyerang mengokang senjata laras panjang sementara yang lain menarik pelatuk. Seorang penyerang berteriak sementara yang lain dalam gerakan tanpa suara, dll. Kontradiksi juga bisa dilihat di antara kaki para tentara dan prajurit berkuda, dan perbedaan ketinggian antara penunggang kuda. Sementara seorang penduduk suku menusuk penyerang di atas semua karakter yang memberi aura dominan dalam momen ini. Sebuah “moment of Glory” yang nyaris berakhir bisa tertangkap lewat adegan ini.

3. Warna

Pertama, buatlah seleksi untuk mengisolasi area siluete yang akan dipainting. Gunakan brush “hard” yang diseting ke Color Mode. Color Mode hanya merubah warna namun tidak akan merubah value. Sehingga dalam hal ini perhatikan value dengan baik, penguasaan value akan menentukan hasil akhir setelah proses coloring. Makin dekat obyek maka warnanya akan semakin tajam. Ini barulah proses pewarnaan dasar. Coloring yang lebih detail akan dilakukan selama progress.

4. Revisi dan Improvisasi

Seperti yang terlihat di step sebelumnya, terlihat beberapa penambahan shadow. Penambahan shadow yang lebih gelap namun tidak menyimpang dari value yang telah dibuat. Dan perlu diingat, jangan buru-buru dan tergoda membuat detail karena pada proses ini detailing bisa saja salah karena beberapa obyek tidak perlu detail. Karena itu terkadang perlu untuk sesekali berhenti sejenak atau melakukan hal lain agar ketika kita kembali mengerjakan artwork kita, kita bisa melihat dengan mata yan glebih fresh dan bisa menemukan titik-titik kesalahan atau bagian yang perlu diimprove.

Pada kasus artwork ini, setelah jeda sejenak, dilakukan beberapa perubahan, antara lain ke-5 prajurit di sebelah kanan kurang intens terlibat dalam pertempuran, sebaliknya mereka terlihat seperti orang-orang malas yang tidak tahu harus berbuat apa. Jadi ada beberapa koreksi untuk membuatnya menjadi dinamis dan posenya sedikit lebih kokoh. Dua orang penombak sedang menyorongkan tombaknya dan bukannya hanya sekedar menunjukkan tombaknya. Prajurit ke tiga sebelah kanan seharusnya menunjuk jari sembari meneriakkan perintah. Di sini ia dibuat seolah sedang bergelut dengan penduduk suku asli, ini membuat adegannya lebih menarik. Prajurit terdekat dibiarkan terlihat berteriak. Angle dari karakter penduduk asli juga diubah dan topengnya terserabut dari dirinya. Ini akan menambahkan sensasi ketinggian dan gerakan lebih bagus lagi.
Di sini bisa dilihat gambar sebelumnya dipilih warna keabu2an dan kebiruan untuk pepohonan sehingga pepohonan malah terlihat freeze, jadi ada sedikit perubahan dengan penambahan warna coklat sehingga terlihat lebih hidup. Ada beberapa perubahan jarak dan ukuran pohon untuk menambah dimensi.

5. Dappled Lighting

Dalam kondisi normal lighting, Mark selalu menambahkan lighting di awal proses, tapi untuk lighting yang “Dappled”/belang-belang akan lebih mudah apabila dipainting dengan diffused lighting kemudian menambahkan beberapa lighting tipis di beberapa area kemudian. Caranya adalah, pertama menggelapkan gambar dengan menurunkan lightness menggunakan Hue and Saturation. Kemudian gunakan seting airbrush untuk membuat overlay dengan warna kuning muda terang. Paintinglah dengan tipis sehingga nyaris tidak terlihat. Jangan terburu-buru memberi efek bright karena akan merusak detail dan tekstur. Tambahkan juga sedikit magenta dan ungu pada beberapa bayangan menggunakan color mode. Pemberian warna dingin ini akan menonjolkan warna hangat. Ingat garis-garis imajiner komposisi agar jatuhnya lighting tetap natural dan jangan sampai merusak point of interest.

6. Dust and Smoke


Efek-efek atmosperik seperti debu, asap dan kabut sangat bagus untuk memisahkan obyek dan memberi kekuatan pada sensasi kedalaman
Pertama gunakan brush soft dengan mode layer Normal. Arah paintingnya adalah pararel dengan garis diagonal. Kemudian gunakan brush yang lebih kecil untuk memberi sedikit bentuk. Debu dan asap menangkap cahaya juga.

7. Detail

Beberapa bagian telah menjadi detail selama proses. Kadang memberi detail di manapun yang kita suka sah-sah saja. Untuk menentukan di mana detail sebaiknya ditempatkan, bisa dengan mempergelap gambar dan memperterang lighting. Di sini ditambahkan detail sinar matahari dengan brush soft ukuran besar dan kemudian ukuran brush kecil dengan mode overlay. Bisa juga gunakan brush textur dengan merubah setting pada Dengan keseluruhan gambar yang hampir selesai kita bisa fokus pada detail dan perubahan minor. Yang perlu diperhatikan dalam detailing adalah distribusi detail harus konsisten, distribusi detail yang buruk akan menurunkan kualitas artwork.

8.Sentuhan Akhir

Sentuhan akhir biasanya terdiri dari proses memantapkan konsistensi brush, menghaluskan beberapa bagian dan menambahkan bagian-bagian yang perlu. Pertama, background paling jauh akan dibuat blur dengan Gaussian Blur. Kemudian menaikkan intensitas highlights pada focal point utama dengan Color Dodge . Beberapa pinggiran obyek sedikit dihaluskan dengan brush soft untuk menghindari kesan “potongan kasar”. Gunakan juga brush dengan mode Soft Light pada beberapa bagian untuk menonjolkan warna, seperti darah, tembakan peluru dan beberapa partikel di cahaya.

Dan inilah hasil akhirnya

Komposisi adalah hal yang krusial dalam sebuah artwork. Sekeren apapun finishingnya, tanpa komposisi yang bagus, sebuah artwork akan sia-sia. Salah satu membuat komposisi yang bagus dengan system pengelompokan value (obyek terdekat adalah yang paling gelap, dan makin jauh nakin terang). Gunakan teknik grayscale dan brush yang standar untuk mendapatkan area obyek yang tajam (sharp) sehingga siluetnya lebih jelas. Gunakan beberapa layer untuk memisahkan obyek-obyek yang penting, misalnya karakter atau foreground untuk memudahkan memanage painting.
a. Diagonal Lines - See more at: http://www.carrotacademy.com/battle-kuska-concept-art-mark-bulahao/#sthash.pMk0EgSc.dpuf
Komposisi adalah hal yang krusial dalam sebuah artwork. Sekeren apapun finishingnya, tanpa komposisi yang bagus, sebuah artwork akan sia-sia. Salah satu membuat komposisi yang bagus dengan system pengelompokan value (obyek terdekat adalah yang paling gelap, dan makin jauh nakin terang). Gunakan teknik grayscale dan brush yang standar untuk mendapatkan area obyek yang tajam (sharp) sehingga siluetnya lebih jelas. Gunakan beberapa layer untuk memisahkan obyek-obyek yang penting, misalnya karakter atau foreground untuk memudahkan memanage painting.
a. Diagonal Lines - See more at: http://www.carrotacademy.com/battle-kuska-concept-art-mark-bulahao/#sthash.pMk0EgSc.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com